Mengenal Lebih Jauh Tentang Serangan Penyakit Gastritis
Penyakit gastritis adalah suatu serangan penyakit yang terjadi di organ lambung karena adanya peradangan pada dinding lambung. Biasanya, penyakit ini lebih sering menyerang orang-orang yang sering mengkonsumsi obat-obatan untuk menghilangkan rasa nyeri, rasa sakit dan kecanduan alkohol. Resiko terjadinya penyakit tersebut bisa diminimalkan dengan cara menghindari beberapa faktor yang menjadi pemicunya.
Secara garis besar penyakit gastritis terdiri dari dua jenis yaitu gastritis akut dan gastristik kronis. Grastitis akut merupakan peradangan lapisan lambung yang serangannya datang secara tiba-tiba. Serangan ini sering menimbulkan ras nyeri sangat hebat pada ulu hati namun sifatnya hanya sementara saja.
Sedangkan gastritis kronis, adalah peradangan lapisan lambung yang serangannya terjadi secara perlahan-lahan dan jangka waktunya lebih lama. Selain itu rasa nyeri pada ulu hati yang dirasakan lebih ringan. Tapi jangka waktunya lebih lama dan pemunculannya lebih sering dibanding gastritis akut. Peradangan ini bisa membuat struktur lapisan lambung mengalami perubahan bahkan dapat berkembang menjadi serangan kanker.
Sumber Gambar: health.clevelandclinic.org |
Selain menjadi sumber serangan kanker, gastritis juga bisa menimbukan pengikisan pada lapisan lambung. Pengikisan ini disebut dengan istilah gastritis erosif dan sering menimbulkan luka hingga pendarahan di lambung. Hanya saja, gastritis erosif ini sangat jarang terjadi dibanding grastitis non erosif.
Gejala-Gejala Terjadinya Gastritis
Masing-masing penderita penyakit gastritis memiliki gejala yang tidak selalu sama alias berbeda-beda. Bahkan selain itu tidak sedikit yang mengalami gastritis tanpa disertai gejala awal. Mekipun demikian, jika terjadi gejala maka yang paling muncul antara lain adalah rasa nyeri, panas hingga peih pada organ perut khususnya di bagian ulu hati. Selain itu, perut jadi kembung, sering cegukan, mual hingga muntah dan kehilangan nafsu makan. Gejala lainnya, mudah merasa kenyang dan saat buang air besar tinjanya bewarna hitam. Sedangkan yang paling parang adalah muntah darah.
Apabila ada penderita gastritis erofis parah hingga menimbulkan luka dan pendarahan di dinding lambung, gejala yang seringmuncul adalah keluarnya tinja warna hitam dan muntah darah. Tetapi perlu diingat, tidak semua rasa nyeri pada organ perut merupakan tanda adanya serangan gastritis. Ada beberapa jenis penyakit lain yang gejalanya mirip dengan penyakit tersebut. Misalnya karena keracunan makanan dan batu empedu.
Penyebab Timbulnya Gastritis
Terjadinya gastritis adalah akibat dari terjadinya peradangan di organ dinding lambung. Dalam dinding lambung yang sering disebut sebagai lapisan mukosa lambung, ada suatu kelenjar yang memproduksi asam lambung dan enzim pencernaan atau pepsin. Agar lapisan mukosa ini terhindar dari resiko kerusakan karena adanya asam lambung, dinding lambung memiliki suatu kelengkapan bernama mukus atau lending yang tebal.
Apabila mukus rusak maka dinding lambung menjadi semakin rentan terhadap resiko peradangan. Sedangkan faktor-faktor yang seringkali menyebabkan terjadinya kerusakan di mukus pelindung tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
- Infeksi Bakteri
Infeksi bakteri merupakan penyebab utama dari serangan penyakit gastritis terutama bagi orang-orang yang tinggal disuatu daerah dimana lingkungannya tidak bersih. Apalagi ditambah dengan pola makan yang tidak sehat. Jenis bakteri yang seringkali menimbulkan infeksi di lambung dan memicu terjadinya gastritis cukup banyak. Tetapi yang biasanya menimbulkan terjadinya penyakit tersebut adalah bakteri helicobacter pylory.
- Faktor Usia
Makin tua usia seseorang, makin sering pula organ lapisan mukosa lambungnya mengalami proses pelemahan dan penipisan. Kondisi seperti inilah yang kemudian menyebabkan terjadinya gastritis. Karena itu tidak perlu heran jika gastritis lebih mudah dijumpai pada orang lanjut usia dibanding yang masih muda.
- Konsumsi Alkohol
Minuman alkohol memiliki pengaruh sangat besar terhadap pengikisan lapisan dinding lambung atau mukosa. Terlebih lagi jika tingkat konsumsinya tergolong tinggi. Terjadikan pengikisan pada lapisan mukosa dapat memunculkan iritasi dan peradangan di organ tersebut. Setelah itu grastistis akan menyerang, khususnya gastritis akut.
- Konsumsi Obat Rasa Nyeri
Terlalu sering mengkonsumsi obat penghilang rasa nyeri akan memunculkan hambatan terhadap proses regenerasi pada lapisan mukosa. Akibatnya, terjadi pelemahan kinerja dan cedera di organ dinding lambung yang selanjutnya disusul dengan peradangan. Beberapa jenis obat penghilang rasa nyeri yang harus diwaspadai sehubungan dengan kejadian ini adalah ibuprofen, naproxen dan aspirin.
Selain yang telah disebutkan di atas, masih ada beberapa jenis faktor lain yang bisa menimbulkan resiko terjadinya penyakit gastritis baik yang kronis maupun akut. Diantaranya adalah penyakit autoimun, crohn, infeksi virus, infeksi parasit, refluks empedu dan gagal ginjal. Selain itu apabila suka merokok dan menggunakan kokain, juga bisa menimbulkan akibat yang sama.
Diagnosa
Jika ada pasien yang diperkirakan menderita serangan penyakit gastritis, tindakan pertama yang sering dilakukan oleh dokter yaitu melakukan pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan. Misalnya tentang gejala awal yang muncul dan berapa lama gejala tersebut muncul. Selain itu tidak jarang ditanyakan pula terkait dengan kondisi kesehatan dan diteruskan dengan pemeriksaan lainnya.
- Tes Infeksi Helicobacter Plyori
Sebagaimana telah dijelaskan, salah satu bakteri yang menyebabkan terjadinya penyakit gastritis adalah bakteri plyory. Untuk mengetahui adanya serangan bakteri tersebut, dilakukan pemeriksaan berupa tes darah, uji arena pernafasan atau urea breath test dan tes contoh tinja. Khusus untuk tes darah, juga untuk mengetahui apakah pasien mempunyai anemia atau tidak. Sedangkan tes contoh tinja, berguna untuk mendekteksi gastritis erosif karena hal ini dapat diketahui melalui kandungan darah di tinja.
- Gastroskopi
Tujuan dari pemeriksaan gastroskopi adalah untuk menemukan tanda-tanda terjadinya peradangan pada organ dinding lambung terutama bagian paling dalam. Langkah ini dilakukan dengan selang khusus yang dilengkapi dengan kamera lalu dimasukan ke lambung. Pemeriksaan ini sering dipadu dengan biopsi, berupa pengambilan contoh jaringan di area yang diduga mengalami peradangan.
- Foto Rontgen
Pemeriksaan yang dilakukan melalui foto rongten mempunyai tujuan untuk meneliti kondisi pada saluran pencernaan khusus di bagian atas. Agar luka yang muncul di saluran pencernaan tersebut, khususnya luka pada organ lambung, pasien selalu diminta menelam obat barium berbentuk cair lebih dulu. Setelah itu proses foto rontgen dapat dilakukan.
Pengobatan
Sistem pengobatan yang diberikan guna menyembuhkan penyakit gastristis biasanya disesuaikan dengan kondisi pasien.
- Antasida
sumber gambar: pixabay.com |
Antasida merupakan obat yang memiliki kemampuan tinggi untuk menghilangkan gejala gastritis khususnya rasa nyeri dan bekerja dengan cara menetralkan asam lambung. Jenis obat yang masuk dalam golongan ini adalah magnesium hidroksida dan alumunium hidroksida. Keduanya jenis obat ini sangat efektif untuk menyembuhkan gejala gastristis terutama dari jenis akut.
- H2 Blocker Dan PPI
H2 blocker atau penghambat histamin merupakan obat yang sering dikonsumsi untuk menurunkan tingkat produksi asam pada lambung. Contohnya yaitu cimetidine, farmotidine dan ranitidin. Lalu untuk PPI atau penghambat pompa proton, merupakan obat yang memiliki manfaat hampir sama dengan histamin akan tetapi dengan sistem kerja yang tidak sama. Contohnya adalah lansoprazole, omeprazole, rabeprazole, pantoprazole dan esomeprazole.
- Antibiotik Dan Antidiare
Antibiotik merupakan obat penghilang resiko infeksi bakteri dan contohnya helicobacter plyory. Kemudian obat antidiare, ditujukan untuk penderita gastritis yang disertai gejala diare. Misalnya bismut subsalisilat.
Selain konsumsi obat-obatan tersebut, penderita penyakit gastritis juga selalu diminta oleh dokter untuk membuat pola dan jadwal makan secara lebih teratur. Bahkan diharuskan menghindari dan tidak mengkonsumsi lagi makanan pedas, berlemak dan berasam.
Referensi;
• https://www.alodokter.com
• https://doktersehat.com
• https://health.detik.com