Ablasi Retina, Pengganggu Penglihatan Mata
"Secara sederhana, ablasi retina adalah sebuah gangguan pada mata yang menyerang retina. Retina adalah lapisan bening di belakang bola mata yang bertugas mengirimkan sinyal citra yang tertangkap oleh mata ke otak. Sehingga jika retina robek hingga terlepas, maka akan menimbulkan gangguan penglihatan pada mata"
Ablasi retina pengganggu penglihatan mata adalah sebentuk peringatan bahwa ablasi retina ini bisa menyerang siapa saja. Baik anak-anak, remaja, dewasa, maupun lansia. Maka tak heran jika ablasi retina ini sebuah keadaan gawat darurat. Yang jika tidak segera mendapatkan perawatan akan terjadi kebutaan permanen.
Sumber Foto: mayoclinic.org |
Tidak seperti gangguan pada mata lainnya yang menimbulkan rasa sakit. Ablasi retina tidak menimbulkan rasa sakit sama sekali. Namun anda tetap harus mewaspadai jika muncul beberapa hal berikut ini.
- Ablasi retina pengganggu penglihatan mata kadang diawali dengan ciri pandangan sudah mulai kabur. Tidak seperti biasanya.
- Seperti ada banyangan gorden yang menutup pandangan mata.
- Muncul bintik putih yang menghalangi pandangan. Bintik atau bercak putih ini disebut floaters.
- Seperti muncul kilatan cahaya di depan mata padahal tidak ada kilatan apapun yang melewati pandangan mata.
Jika anda mendapati satu atau lebih dari ciri-ciri di atas, segera hubungi dokter mata. Karena ablasi retina ini tidak bisa sembuh dengan sendirinya tanpa penanganan dokter ahli mata.
Jenis-Jenis Ablasi Retina
Ada 3 jenis ablasi retina, antara lain:
1. Ablasi Retina Regmatogen
Adalah ablasi retina yang paling umum dialami oleh penderitanya. Ablasi retina regmatogen ini disebabkan adanya robekan atau lubang di retina. Hal ini bisa menyebabkan cairan pada bola mata masuk pada lobang teraebut. Sehingga memisahkan retina dari lapisan jaringan penyuplai nutrisi dan oksigen.
2. Ablasi Retina Traksional
Adalah ablasi retina pengganggu penglihatan yang dialami oleh para penderita diabetes. Hal tersebut bisa terjadi karena vibrovaskular atau jaringan parut menarik retina dari lapisan jaringan di bawahnya. Jaringan parut ini terbentuk dari peradangan pembuluh darah baru yang abnormal.
3. Ablasi Retina Eksudatif
Adalah gangguan penglihatan yang disebabkan oleh menumpuknya cairan di bawah lapisan retina. Namun tidak ditemukan adanya lubang atau robekan. Hal ini bisa terjadi karena adanya tumor atau proses peradangan pada bola mata.
Diagnosa Ablasi Retina
Untuk bisa mendeteksi adanya ablasi retina pengganggu penglihatan mata, dokter harus melakukan serangkaian tes. Yaitu oftalmoskopi menggunakan alat khusus. Alat ini dipergunakan untuk melihat mata pada bagian dalam.
Jika ada pendarahan pada mata, oftalmoskopi ini tidak akan bisa mendeteksi dengan baik. Maka dilakukan USG mata untuk melihat lebih dalam lagi.
Cara Penyembuhan Ablasi Retina
Ablasi retina pengganggu penglihatan sebenarnya bisa disembuhkan. Dengan catatan bisa ditangani dengan segera. Beberapa cara yang ditempuh untuk proses penyembuhannya, antara lain:
- Kasus ablasi retina regmatogen yang belum menyebabkan lepasnya retina bisa dilakukan penyembuhan dengan laser. Teknik laser ini dilakukan sebagai cara pencegahan agar tidak cairan tidak masuk ke dalam robekan.
- Namun jika retina mata sudah terlepas, tidak ada jalan lain. Dokter akan langsung melalukan oprasi pada mata. Beberapa tindakan oprasi yang dilakukan, antara lain:
- Penumatic Retinopexy
Adalah sebuah tindakan memasukkan gas pada rongga vitreous. Gas ini dimaksudkan untuk medorong serta menempelkan kembali retina mata yang terlepas. Ketika dokter melakukan laser pada robekan retina, pasien diminta tetap fokus pada posisi tertentu. Tergantung dari robekan retinanya.
- Scleral Buckle
Adalah sebuah tindakan dimana dokter menjahit semacam silikon pada lapisan putih mata. Jahitan ini bersifat permanen agar retina tidak kembali robek.
- Vitrektomi
Pada vitrektomi ini, dokter menghilangkan cairan vitreous. Dan menggantinya dengan cairan bening lain.
Beberapa jenis oprasi tersebut bisa dilakukan secara bersamaan, atau hanya satu atau dua saja jenis oprasi. Tergantung dari seberapa parah kasus ablasi retina pengganggu penglihatan mata pasien.
Lain halnya dengan ablasi retina eksudatif. Ablasi ini bisa diatasi dengan menyembuhkan terlebih dahulu penyakit yang menjadi penyebabnya. Kunci dari penyembuhan ablasi retina ini adalah semakin cepat semakin baik. Jangan sampai terlalu parah hingga menyebabkan kebutaan permanen.
Untuk menghindari terkena ablasi retina, sebaiknya periksalah kesehatan mata secara teratur. Segera kunjungi dokter mata jika tiba-tiba pandangan terasa kabur.
Beberapa faktor resiko yang bisa mempengaruhi terkena abasi retina, antara lain:
- Faktor usia lanjut. Meski ablasi retina bisa menyerang usia berapapun, namun mereka yang berusia di atas 50 tahun paling rentan terkena masalah ablasi retina.
- Faktor keturunan. Bagi yang keturunannya pernah mengalami ablasi retina, kemungkinan untuk terkena ablasi retina cukup besar. Namun ablasi retina juga bisa menyerang siapapun tanpa ada keturunan ablasi retina.
- Penderita rabun jauh yang cukup parah juga bisa menjadi faktor pemicu ablasi retina.
- Faktor lain yang memperbesar resiko terkena ablasi retina adalah pernah melakukan oprasi katarak. Hal ini juga yang menyebabkan ablasi retina diderita oleh lansia. Karena yang banyak melakukan oprasi katarak adalah pasien usia lanjut.
- Penderita diabetes militus mempunyai peluang besar terkena ablasi retina.
Sumber Foto: PixaBay.com |
Sebenarnya, ablasi retina sulit untuk dicegah. Karena gangguan penglihatan ini bisa terjadi kapanpun dan pada siapapun. Yang bisa dilakukan hanyalah mengurangi resiko terkena ablasi retina. Dengan langkah-langkah sebagai berikut.
- Jangan menunda untuk segera periksa mata ke dokter mata jika sewaktu-waktu terjadi gejalanya. Seperti kilatan atau pandangan mengabur secara tiba-tiba. Dengan pemeriksaan sesegera mungkin, bisa mengurangi resiko fatal serta mempermudah proses penyembuhan.
- Rutin melalukan periksa mata. Setidaknya sekali dalam setahun. Terlebih lagi jika anda adalah salah satu penderita diabetes militus. Pemeriksaan harus lebih sering. Lebih dari sekali dalam setahun.
- Agar pembuluh darah retina tetap terkontrol, maka harus rajin juga mengontrol tekanan darah dan kadar gula.
- Jangan lupa menggunakan pelindung mata jika harus melalukan aktivitas dengan resiko cidera mata. Seperti pada bengkel las dan lain sebagainya.
Mengingat begitu pentingnya organ penglihatan ini, maka selayaknya setiap orang mampu menjaganya dengan baik. Salah satunya adalah dengan cara rutin memeriksakan kesehatan mata secara berkala.
Pemeriksaan mata secara berkala ini selain untuk menjaga agar mata tetap sehat, juga bisa mendeteksi jika ada kerusakan. Sehingga jika ditemuka hal yang tidak beres pada mata bisa ditangani secara langsung. Sehingga akibatnya tidak terlalu fatal seperti kebutaan.
Memang masalah pandangan yang kabur ini banyak dialami oleh mereka yang berusia senja. Seperti kasus ablasi retina pengganggu penglihatan mata. Namun tidak menutup kemungkinan usia remaja bahkan anak-anak juga mengalaminya. Maka dari itu, sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan, sebaiknya segera periksa mata sedini mungkin jika merasa ada yang janggal dengan kondisi mata.
Referensi;
• https://hellosehat.com/penyakit/penyakit-ablasio-retina-adalah/
• https://www.klinikmatanusantara.com/id/ketahui-lebih-lanjut/info-kesehatan-mata-dari-kmn-eyecare/artikel/mengenal-lebih-dekat-penyakit-retina-ablasio-retina/
• https://www.alodokter.com/ablasi-retina